Tuesday, November 3, 2015

Hartini, Istri Soekarno Yang Setia

Biodata Soekarno - Pada awal tahun 1954. Soekarno memasuki kamar tidur utama Istana Merdeka. Tujuannya menjumpai istrinya yang tengah berbaring di samping putra mereka, Guruh Soekarno Putra yang masih berusia enam bulan. Bukan hendak bercengkerama layaknya pasangan yang baru dikaruniai momongan, ia ternyata mengutarakan niatnya: meminta izin untuk menikahi Hartini. Janda muda beranak lima, Hartini. Parasnya ayu. Ia tinggi semampai, berkulit kuning langsat, dengan rambut hitam lurus sepinggang.

Dia tak pernah mengira suami yang dicintainya akan mengambil perempuan lain lagi sebagai bini. Bukankah perhatian lelaki kelahiran Blitar itu terhadap dirinya saat mengandung Guruh lebih dari yang ia harapkan? Pula, Fatmawati sama sekali tak melihat tanda-tanda kalau pasangannya tersebut sedang jatuh cinta lagi pada orang lain.

Bapak Soekarno untuk kesekian kali kesemsem lagi pada wanita cantik. Apa hendak dikata? “Saya jatuh cinta pada pandangan pertama,” ucap dia mengenang pertemuannya dengan Hartini [Srihana-Srihani, Biografi Hartini Sukarno—2009].


Setelah fall in love in the first sight, keinginan dia untuk meningkatkan hubungan dengan Hartini tak dapat dibendung oleh siapa pun. Bahkan dia kemudian keukeuh hendak mempersuntingnya.

Adalah Siti Suhartini, itu nama lengkap Hartini. Ia anak kedua dari lima bersaudara. Orang tuanya Osan Murawi, pegawai Dinas Kehutanan di Ponorogo, dan Mairah. Soekarno pertama kali bertemu perempuan kelahiran Ponorogo, Jawa Timur, 20 September 1924 itu di tahun 1952 saat kunjungan kerja ke Salatiga untuk meresmikan pemugaran Candi Loro Jonggrang di kompleks Candi Prambanan dan pembangunan Masjid Shuhada di Yogyakarta.

Soekarno menikahi Hartini secara resmi pada malam Rabu 7 Juli 1954 pukul 19.30 di Istana Cipanas. Perhelatan itu tertutup untuk umum. Soekarno sebelumnya sudah menikah secara resmi dengan Utari, Inggit, dan Fatmawati. Inilah perkawinan Soekarno yang paling sensasional. Kesengitan perlawanan Fatmawati, penyebabnya. Kelak Soekarno masih akan kawin-mawin lagi, baik secara resmi maupun tidak. Tapi kehebohannya tak ada yang melebihi kasus persandingannya dengan Hartini.

Setelah akad nikah, Hartini diboyong Soekarno ke Istana Bogor. Di sana ia tinggal di paviliun. Jatahnya bertemu dengan sang suami baru hanya akhir pekan.

Sumber : http://www.berkonten.com/

No comments:

Post a Comment